Ilustrasi |
MINAHASA - Dilansir dari National Geographic, Senin (14/11), supermoon biasanya terjadi saat bulan mencapai fase purnama di titik terdekat dari Bumi atau yang disebut dengan perigee. Karena berada di titik terdekat maka purnama akan terlihat sedikit lebih besar dan terang.
Istimewanya supermoon yang akan terjadi malam ini akan menjadi yang terdekat, terbesar, dan paling terang sejak tahun 1948 atau setelah hampir 70 tahun.
Supermoon nanti malam akan terlihat 14% lebih besar dan 30% lebih terang dibanding purnama di titik terjauh dari Bumi atau yang disebut dengan apogee.
Orbit bulan mengelilingi bumi berbentuk elips sehingga jarak bumi dan bulan bervariasi. Kadang, bulan berada pada titik terjauh (apogee) dan kadang berada pada titik terdekat (perigee).
Supermoon sebelumnya yang terjadi pada tahun 1948 lalu memang merupakan yang paling istimewa karena merupakan yang terbesar hingga saat ini. Pada saat itu, jarak bumi dan bulan mencapai 356.461 kilometer.
Sementara untuk malam ini, jarak bumi dan bulan adalah 356.500 kilometer. Perbedaan ukuran antara supermoon besok dengan tahun 1948 sangat sedikit mengingat jarak bulan pada kedua waktu itu hanya selisih 39 kilometer.
Waktu ideal untuk melihat supermoon ini, khususnya di Indonesia adalah pada waktu puncak perigee yang berlangsung pada pukul 19:27 WIB. Lalu dilanjutkan dengan puncak purnama pada jam 20:52 WIB. Pada waktu bulan sudah terbit di Indonesia, bulan tersebut sudah berada cukup tinggi di horison. Hal ini juga jadi keuntungan bagi negara kita, karena seluruh Indonesia bisa menyaksikan keindahan supermoon ini.
Untuk wilayah Sulut, menyaksikan keindahan dan keajaiban alam tersebut akan sempurna jika disaksikan dari bukit Tetempangan kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa yang ketinggian bukit ini mencapai 600 meter diatas laut (Mdl).
Akan sangat rugi jika warga Sulut pemilik Bukit Tetempangan tak memanfaatkannya sebagai spot terbaik menyaksikan keindahan ciptaan Tuhan ini.(Obe)