MANADO - Usai bertahan dari badai yang menerpa kepemimpinan Stevanus Vreeke Runtu (SVR) kini ketegasan SVR kembali diuji, pasalnya beberapa utusan Golkar di legislator DPRD Sulut ternyata kurang optimal dipengabdian sebagai wakil rakyat.
Dari rekapitulasi Badan Kehormatan (BK) DPRD Sulut selang tahun 2016 lalu, terdapat 31 perhelatan "suci" bagi kepentingan masyarakat lewat paripurna dan sayangnya absensi tersebut paling banyak bolos rapat adalah 3 srikandi dari fraksi beringin tersebut yang notabene dibawah besutan SVR dan ketua fraksi Edison Masengi.
Data yang ada, Cindy Wurangian yang juga ketua DPD Golkar Bitung tercatat paling malas hadiri rapat paripurna sebanyak 17 kali alpa, sedangkan Marlina Moha Siahaan 16 kali absen dan Ingried Sondakh 7 kali alpa.
Analis politik dan pemerintahan Sulut, Freddy Ratumbanua menyayangkan sikap ketidak profesionalnya para Srikandi politik tersebut dan menilai adanya ketakutan dari pimpinan fraksi dan DPD mengambil sikap tegas.
"Kalau partai dan fraksi tak mampu bertindak tegas, akan sangat berdampak besar terhadap kinerja serta kepercayaan masyarakat. SVR harusnya mengambil tindakan," kata Ratumbanua.
Akan menjadi lumrah menurut Ratumbanua jika ada suatu tindakan balas budi jika kemudian SVR dan Masengi tak berani mengambil tindakan.
"Warga sudah percayakan Golkar sehingga meraih kursi terbanyak kedua di dewan, namun kepercayaan ini tak berbalas positif dengan kinerja baik, tinggal Pimpinan partai saja yang menunjukan sikap tegas, itupun kalau memang SVR "sakti", tandasnya.(Obe)