Ilustrasi |
Manado - Persiapan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang bahasa daerah dan budaya kembali didorong. Komisi IV DPRD Sulut kumpul para ahli.
Dalam pembahasan yang hanya dihadiri beberapa perwakilan akdemisi dan budayawan itu, masih membahas arah penyusunan Ranperda tersebut. Beberapa di antaranya mengusulkan agar perlu melibatkan utusan-utusan dari masing-masing kabupaten/kota dan kolompok-kelompok di dalamnya.
“Di sini harus kita pertimbangkan mengenai pendekatan adminstrasi, pendekatan cultural dan historis. Ada juga balai pelestarian budaya, balai bahasa dan balai arkeologi. Selain itu jangan juga menyepelekan satuan-satuan dalam masyarakat seperti di Bolmong dan Sanger ada kerajaan-kerajaan. Kemudian di Minahasa ada walak dan pakasaan,” usul Fendy Parengkuan salah satu yang diundang dalam rapat tersebut, Selasa (1/8), di ruang rapat 2 kantor dewan Sulut.
“Jangan juga melupakan individu yang punya kepedulian terhadap kebudayaan ini. Supaya jangan ada aspirasi yang tidak tertampung. Jangan sampai salah langkah,” sambungnya.
Ia mengatakan, perlu mengambil suatu waktu untuk menghadirkan semua utusan di tiap daerah. Baik diutus secara administrasi dari kabupaten/kota maupun para tokoh budayawan untuk berdiskusi bersama mereka yang akan menyusun Ranperda itu nanti.
“Supaya ada banyak aspirasi yang bisa ditampung,” paparnya.
Anggota Komisi IV DPRD Sulut, Rita Manoppo berharap, pertemuan selanjutnya perlu melibatkan semua daerah di Sulut. Perlu ada perwakilan dari Bolaang Mongondow dan Sanger.
“Dalam pembahasan Ranperada nanti boleh hanya diutus beberapa saja namun perlu melibatkan semua utusan, baik di Bolmong, Minahasa dan Sanger. Karena memang dalam pertemuan ini saja sudah banyak usulan dan pandangan berbeda apalagi akan mengundang begitu banyak,” tutur wakil rakyat tanah Totabuan itu.
Sekretaris Komisi IV DPRD Sulut Fanny Legoh mengatakan, pertemuan ini tahapan meminta pendapat dari para ahli. Akhir Agustus pihaknya akan melanjutkan pembahasan kembali secara administrasi melalui utusan kabupaten/kota maupun tokoh-tokoh budayawan yang ada di daerah masing-masing.
“Nanti dalam penyusunan baru akan melibatkan beberapa utusan yang umumnya dari pihak akdemisi. Selain mengundang mereka ke dewan, pihak komisi IV juga berencana akan ambil waktu turun ke lapangan untuk menjumpai tokoh-tokoh budayawan di daerah-daerah Sulut,” ujarnya.(Obe)