Iklan

Budaya Mapalus Desa Tewasen Yang Patut Jadi Percontohan

November 27, 2017, 20:36 WIB Last Updated 2017-11-27T12:36:53Z




AMURANG - Budaya mapalus atau gotong royong yang dimiliki warga desa Tewasen kecamatan Amurang Barat kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) patut mendapatkan apresiasi dan percontohan, mengingat kebiasaan mapalus ini sudah mulai terkikis perkembangan jaman.

Untuk menunjang program pemerintah pusat presiden Jokowi,membangun mulai dari desa serta menopang program pemkab Minsel, pemerintah desa Tewasen khususnya perangkat desa tewasen mengadakan kerja bakti untuk pembuatan jembatan penghubung antara perkebunan ranotoyaang & sumber mata air bersih.

Hukum tua desa Tewasen Jantje Masinambow mengatakan pembuatan jembatan tersebut menggunakan anggaran swadaya dari perangkat desa.

"Kami lakukan ini karena terpangil mensejahtrakan masyrakat yang ada di desa Tewasen dengan anggaran swadaya dan tenaga serta waktu,"ujar Masinambow disela-sela pelaksanaan pembuatan Jembatan penghubung.

Masyrakat desa Tewasen 80% adalah masyarakat petani,seperti yang di sampaikan salah satu tokoh masyrakat Tommy Lesar.

"Bersyukur karena pemerintah melalui perangkat desa yang sudah mengambil insiatif membuat jembatan penghubung dengan lebar 3 meter dan panjang 6 meter, kami sebagai masyarakat menyampaikan terima kasih karna sudah menerima aspirasi kami, ujar mantan ketua Adpesi Minsel serta mantan hukum tua dua periode desa Tewasen.

Peliput Biro Minsel : Stanley Tumbel

Baca Juga

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Budaya Mapalus Desa Tewasen Yang Patut Jadi Percontohan

Terkini

Iklan