Iklan

Pelayanan Tak Optimal, Balita Desa Teep Meninggal Dalam Ambulance

February 01, 2018, 10:31 WIB Last Updated 2018-02-01T02:31:44Z
Balita Leony Tamburian Disemayamkan Dirumah Orang Tuanya.



MINSEL - Seorang balita yang berumur tiga tahun, Leony Tamburian,bocah perempuan asal desa teep kecamatan Amurang barat kabupaten minahasa selatan akhirnya merenggang nyawa saat menuju rumah sakit RSUP kandou malalayang manado,selasa (30/1/2018) pagi sekitar pukul 10.00 wita.

Kronlogisnya bocah ini di larikan ke RSUD teep,sontak meninggalnya pasien tersebut dan keluarga menilai ada kesalahan dal pengganan medis seperti yang di sampaikan salah satu keluarga yaitu seorang perempuan yang bernama Merty Tambuarian melalui postinganya di media FB.

Merry menceritakan kronologis kejadianya,pada pukul 23.00 wita,selasa (30/01/2018) mereka membawa pasien tersebut di RSUD teep,dengan keluhan muntah-muntah dan di sertai buang air besar yang di sertai cacing.

sampainya di rumah sakit pemerintah itu menurut keluarga pasien tidak langsung di beri cairan infus,dan nanti di obneme pada paginya pukul 05.30 wita.

namun pada saat itu kondisi pasien makin lemas,dan kami kembali memberitahukan kepda dokter dan perawat dan nanti pada saat itu mereka langsung menggambil keputusan untuk di rujuk ke rumah sakit kandou malalayang karna kondisi pasien mulai makin parah.

Namun sayangnya belum sampai di RSUD kandou malalayang pasien sudah di nyatakan meninggal dan diputuskan untuk kembali ke rumah sakit daerah teep.

Sesampainya di RSUD teep jenasah tidak diperbolehkan membawa pulang dengan mobil ambulance tersebut sehingga keluarga memutuskan jenasah di bawa pulang dengan menggunakan sepada motor ujar Merty.

Pernyataan pasien langsung di bantah oleh direktur Rumah sakit daerah kabupaten minahasa selatan Dokter Erwin Schouten,yang di dampingi kadis kesehatan minsel Ternie paruntu,rabu (31/1/2018) saat di temui di rungan kerja direktur mengatakan pasien masuk rumah sakit rabu (30/1/2018) pukul 01.51 wita dan pada saat itu Dokter Ryo Nayoan sebagai kepala UGD dan dari pengamanan awal pasien diberi obat minum dan Observasi sebab ada keluhan diare,namun kesadaran pasien normal dan alasan kenapa tidak infus sebab pasien tidak ada tanda tanda dehidrasi.

Pukul 02.38 subuh,pasien masuk rawat inap ujar dirut,lanjut di katakan dirut pada pukul 04.30 subuh pasien mengalami muntah-muntah sambil keluar cacing dari mulut dan buang air besar juga keluar cacing,dan mengalami panas tinggi yang mencapai 41 derat celcius.

Karena demam tinggi dokter langsung memasan infus kepda pasien ,pada pukul 06.00.

Dr ryo memeriksa kondisi pasien karena kesadaran pasien tidak baik sehingga di intruksikan harus rujuk ke RSUD kandou pada pukul 09.48 wita blum sampai di RSUD kandou pasien sudah meninggal.

Liputan Biro Minsel : Stanley Tumbel

Baca Juga

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Pelayanan Tak Optimal, Balita Desa Teep Meninggal Dalam Ambulance

Terkini

Iklan