Minsel - Petani di Minahasa Selatan mengeluhkan anjloknya harga kopra yang turun drastis, Kondisi itu bukan hanya terjadi di Sulawesi Utara (Sulut), namun dampak dari anjloknya harga kopra juga di rasakan oleh masyarakat petani yang ada di daerah lain.
Data yang pantuan redaksisatu.com, anjloknya harga kopra membuat petani menjerit menyentuh Rp 4.000 per kilogram. Dengan begitu, normalnya harga kopra biasanya berada di angka Rp 1 juta per 100 kilogram atau Rp 10 ribu per kg terhitung sejak petengahan 2017 lalu.
"Kami sangat berharap pemerintah bisa melihat situasi kondisi petani kelapa, nasib kami bergantung pada harga kopra," ujar sonny Rondonuwu petani kopra di desa Tewasen.
Anjlok harga komoditi kopra sangat disesalkan petani, karena pemerintah saat ini tak dapat mengintervensi pasar.
Meskipun demikian, Ketua DPRD Minsel Jenny Johana Tumbuan mengatakan, harga kopra turun menyesuaikan dengan harga pasar dunia.
"Kondisi sekarang memang harga di bawah, kami juga sebagai wakil rakyat berharap agar pemerintah pusat mampu melihat kondisi harga kopra saat ini, lepas dari itu kita menyesuaikan dengan harga pasar dunia," Jenny.
Robby Sangkoy, Anggota Komisi III DPRD Minsel, menambahkan, untuk permasalahan tentang Anjloknya harga Kopra, Pemerintah harus serius menanggapinya.
"Minahasa selatan adalah wilayah dengan penghasil Komoditi Kelapa, yang mengekspor kelapa terbesar di Sulut. Masalah ini harus di perhatikan Pemerintah, kalau perlu masyarakat bersama wakil rakyat turun ke jalan, kita Demo.
Lanjut Sangkoy bahwa pada hari sabtu (17/11/2018) Mulai pukul 09.00 Sampai selesai kita akan melakukan Aksi,di dua perusahaan pembeli Kopra di Minahasa selatan yaitu PT Cargill Amurang dan PT Bukit Amurang,lanjut Robby sangkoy yang di dampingi Setli Kohdong dan untuk Titik Kumpul :
1. RANOMEA untuk Wilayah Tumpaan,sultra,Tatapaan.
2. KAPITU Wilayah Tenga, Sinonsayang,Minsela.
Biro Minsel : Stanley Tumbel