MINUT - Bertempat di SKB Minahasa Utara berlangsung Bimbingan Teknis (Bimtek) Implementasi Program Kesiapan Bersekolah bagi Satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan SD se-Kab. Minahasa Utara Acara ini digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdik) Kota Minahasa Utara selama dua hari (26-27/8).
Mengundang 30 peserta, yakni Pokja Bunda PAUD, Ketua PKG, Kepala Sekolah Lembaga TK, Kepala Sekolah Lembaga SD, Guru PAUD, Guru SD, Orang Tua Murid TK dan SD, Mitra Sekolah Lembaga TK (PKG, IGTKI, Himpaudi), Mitra Sekolah Lembaga SD (KKKS), Pengawas TK/ SD.
Acara tersebut menghadirkan narasumber dari Balai Pengembangan PAUD dan Pendidikan Masyarakat Provinsi Sulawesi Utara dan dibuka langsung Kepala Disdik Olfy Kalengkongan, M.MPd
Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan Dikmas Disdik Minut Ir. Feitti J. Mingkid melaporkan, bahwa anak-anak yang mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) akan menghadapi masa peralihan ke jenjang pendidikan formal yaitu sekolah dasar.
“Kesiapan sekolah sangat diperlukan dan perlu dipersiapkan orang tua serta pengajar di PAUD/TK atau pun sekolah penerima yaitu jenjang SD agar anak yang melanjutkan dapat berhasil beradaptasi dengan perubahan-perubahan dan tantangan belajar di jenjang selanjutnya,” ungkapnya.
Sebagai Tindak lanjut untuk adanya kesamaan persepsi antara PAUD dan SD di Minahasa Utara, akan dilaksanakan pembentukan Forum Komunikasi PAUD-SD Minahasa Utara
Kepala Dinas Pendidikan Kab. Minahasa Utara berpesan melalui kegiatan ini dapat merumuskan dan membangun sistem koordinasi dan komunikasi aktif antara satu dengan yang lainnya agar dapat bersinergi dan terintegrasi.
“Kami berharap semuanya (peserta dan pemangku kepentingan lainnya) dapat berperan aktif serta memposisikan diri sebagai motivator yang mampu membangun kesamaan visi tentang kesiapan bersekolah untuk mendukung transisi PAUD ke SD,” ajaknya.
Hal itu dimaksudkan untuk mendorong capaian rencana strategi penyelenggaraan layanan pendidikan yang holistic integratif, peningkatan aksesibilitas terhadap berbagai pengalaman di lingkungan dan tumbuh kembang anak, sehingga dapat beradaptasi dengan baik menuju tantangan belajar di jenjang berikutnya yang lebih kompleks.
Menurut Olfy Kalengkongan kesiapan bersekolah untuk mendukung transisi menjadi penting untuk segera diimplementasikan. “Seringkali ditemukan identitas dan ekspetasi yang berbeda antara PAUD dan SD, serta adanya perbedaan strategi kurikulum di PAUD dan SD yang menimbulkan patahan,” terangnya.(Petrus Punusingon)
Mengundang 30 peserta, yakni Pokja Bunda PAUD, Ketua PKG, Kepala Sekolah Lembaga TK, Kepala Sekolah Lembaga SD, Guru PAUD, Guru SD, Orang Tua Murid TK dan SD, Mitra Sekolah Lembaga TK (PKG, IGTKI, Himpaudi), Mitra Sekolah Lembaga SD (KKKS), Pengawas TK/ SD.
Acara tersebut menghadirkan narasumber dari Balai Pengembangan PAUD dan Pendidikan Masyarakat Provinsi Sulawesi Utara dan dibuka langsung Kepala Disdik Olfy Kalengkongan, M.MPd
Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan Dikmas Disdik Minut Ir. Feitti J. Mingkid melaporkan, bahwa anak-anak yang mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) akan menghadapi masa peralihan ke jenjang pendidikan formal yaitu sekolah dasar.
“Kesiapan sekolah sangat diperlukan dan perlu dipersiapkan orang tua serta pengajar di PAUD/TK atau pun sekolah penerima yaitu jenjang SD agar anak yang melanjutkan dapat berhasil beradaptasi dengan perubahan-perubahan dan tantangan belajar di jenjang selanjutnya,” ungkapnya.
Sebagai Tindak lanjut untuk adanya kesamaan persepsi antara PAUD dan SD di Minahasa Utara, akan dilaksanakan pembentukan Forum Komunikasi PAUD-SD Minahasa Utara
Kepala Dinas Pendidikan Kab. Minahasa Utara berpesan melalui kegiatan ini dapat merumuskan dan membangun sistem koordinasi dan komunikasi aktif antara satu dengan yang lainnya agar dapat bersinergi dan terintegrasi.
“Kami berharap semuanya (peserta dan pemangku kepentingan lainnya) dapat berperan aktif serta memposisikan diri sebagai motivator yang mampu membangun kesamaan visi tentang kesiapan bersekolah untuk mendukung transisi PAUD ke SD,” ajaknya.
Hal itu dimaksudkan untuk mendorong capaian rencana strategi penyelenggaraan layanan pendidikan yang holistic integratif, peningkatan aksesibilitas terhadap berbagai pengalaman di lingkungan dan tumbuh kembang anak, sehingga dapat beradaptasi dengan baik menuju tantangan belajar di jenjang berikutnya yang lebih kompleks.
Menurut Olfy Kalengkongan kesiapan bersekolah untuk mendukung transisi menjadi penting untuk segera diimplementasikan. “Seringkali ditemukan identitas dan ekspetasi yang berbeda antara PAUD dan SD, serta adanya perbedaan strategi kurikulum di PAUD dan SD yang menimbulkan patahan,” terangnya.(Petrus Punusingon)