SULUT - Virus African Swine Fever (ASF) bagi ternak babi, mulai meresahkan warga Sulut.
Wakil ketua Komisi II DPRD Sulut Inggried Sondakh dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi II bersama instansi terkait, menegaskan perlu penanganan konkrit.
"Ini urgen, ada keluhan ternak babi lolos masuk Sulut, walaupun hal ini terjadi kareba lebih kelemahan manusia, hanya saja bersyukur pernyataan distanak Sulut masih negatif ASF," lugas Srikandi Golkar ini,Senin (05/06/2023).
Inggried pun mengusulkan tiga langkah solusi untuk pencegahan penyebaran virus ASF masuk Sulut.
"Pertama lakukan penerapan Bio Security, dengan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan rutin terhadap ternak babi yang ada, terlebih yang akan masuk Sulut," ungkapnya.
Ia pun mengatakan langkah kedua yaitu dengab perketat dan pengendalaian masuknya ternak dan daging babi dari luar Sulut yang masuk lewat perbatasan darat.
"Untuk memperketat ini, tentu konsekuensinya adalah ketersediaan anggaran. Untuk penganggarannya dapat ditata lewat APBD Perubahan nanti, agar dilindungi hukum sehingga tidak terjadi penyalahgunaan anggaran," jelasnya.
Langkah ketiga menurut legislatir daerah pemilihan Minahasa Tomohon ini adalah sosialisasi agar warga lebih 'beware'.
"Cara penyebarannya, setahu saya sangat mudah, tidak harus lewat kontak ternak. Untuk pemusnahannya,dari informasi yang ada, ASF ini mempunyai kekebalan untuk dimusnahkan,"tegas anak mantan gubernur Sulut ini.
Menurutnya, Ini ancaman serius dari fakta dan data yang ada, meskipun sampai sejauh ini memang tidak ada dampak kepada manusia.
"Mewakili masyarakat awam, kami perlu informasi jelas soal ASF ini dan langkah konkrit Pemerintah agar hilangkan kekhawatiran masyarakat pada umumnya. Mengingat ini berdampak besar bagi peternak, petani yang menjadi pakan babi dan warga konsumen," tandasnya.(Obe)